Minggu, 25 Maret 2012

* Pedagogi Praktis Abad ke-21 *

Meski pedagogi secara definisi nyaris tidak pernah berubah, kajian atasnya terasa terus  kontekstual sesuai dengan perjalanan sejarah peradaban pendidikan. Ketika masuk pada abad ke-21 banyak orang tertarik untuk mendiskusikan pedagogi, bahkan di beri nama pedagogi abad ke-21 yang dikenal juga sebagai pedagogi Progresif (progressive pedagogy).

Sekali di katakan bahwa pedagogi tidak hanya berbicara mengenai seni dan ilmu mengajar, melainkan juga mendorong banyak orang untuk melakukan redesain dan pemahaman ulang atas bagaimana menggunakannya untuk merumuskan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan kemajuan zaman.

Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, pedagogi termasuk dalam kategori “Pengetahuan Pedagogis Formal” dan “Pengetahuan Pedagogis Vernakular” (McNamara, 1991).

Pedagogi formal memiliki makna yaitu pedagodi teoritis atau ilmiah sedangkan pedagogi vernakular yaitu pedagogi praktis.

Dijelaskan bahwa pedagogi formal merupakan pedagogi teoritis karena merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori pedagogi dengan efektif melalui penelitian yang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dibandingkan dengan pedagogi vernakular atau pedagogi praktis.

Menurut Carpenter pada tahun 2001, ada dua fengsi penelitian pedagogis. Yang pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran. Dan yang kedua ialah untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu untuk memodifikasi pedagogi.

Tentu saja banyak guru secara tidak sadar atau sadar juga menjadi peneliti. Karena di dalam tugas-tugas praktis mereka, selalu muncul pengalaman baru, yang jika waktu memungkinkan dapat menambah khasanah baru bagi perbaikan pengajaran mereka. Meski demikian, tidak semua guru dapat menimba pengalaman baru selama menjalani proses pembelajaran, dengan beberapa alasan :

  • Informasi yang berlebihan
  • Kurangnya waktu untuk berbagi pengetahuan
  • Tidak menggunakan teknologi untuk berbagi pengetahuan secara efektif
  • Kesulitan menangkap pengetahuan yang diperoleh dan
  • Adanya pengekangan terhadap kreativitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar