SASTRI DALILA 10-002
DHITA SUNDARY.D 10-009
KURNIA BOBY SAFAROV HASIBUAN 12-054
AKHLAK KHAZIMI HARAHAP 12-103
REZA AL-FARIDZ 13-113
PUPPET SHOW
A. TEORI
1. Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.
2 . Inklubasi : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.
3. Iluminasi : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan idea apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.
3. Verifikasi : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas
4. Produk
DHITA SUNDARY.D 10-009
KURNIA BOBY SAFAROV HASIBUAN 12-054
AKHLAK KHAZIMI HARAHAP 12-103
REZA AL-FARIDZ 13-113
Matakuliah
kreativitas, yang ada di fakultas Psikologi USU memiliki berbagai macam cara yang
dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah ini, untuk membuat mahasiswa memahami
masalah keterbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat menjadi pribadi yang
lebih kreatif atau dapat membantu orang lain untuk berfikir, bersikap, dan
berprilaku kreatif. Salah satu tekhnik yang dilakukan dosen pengampu mata
kuliah Kreativitas dalam mencapai tujuan matakuliah ini adalah dengan
memberikan tugas-tugas, baik tugas individu maupun kelompok, yang kami posting merupakan
salah satu tugas kelompok, dimana kelompok harus memposting konsep performa
yang dikaitkan dengan teori, yang nantinya performa tersebut akan ditampilkan
didepan kelas.
Beberapa
hari yang lalu tepat di hari kamis pada tanggal 27 November 2014, kelompok kami
telah melaksanakan performa yang telah kami tampilkan di depan dosen pengampu
mata kuliah dan teman-teman yang berada di dalam kelas. Postingan selanjutnya
kami akan memposting bagian evaluasi dari pelaksanaan performa. Adapun beberapa
hasil evaluasi yang dapat kami berikan dalam bentuk postingan ini, semoga
membuat kelompok dan teman teman seperjuangan di mata kuliah kreativitas dapat
lebih belajar lagi.
PUPPET SHOW
A. TEORI
Ditinjau dari teori 4P
yang dapat melandasi pengembangan kreativitas :
1. Pribadi
1. Pribadi
Menurut
Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian
dalam interaksi dengan lingkungannya. Ketika kelompok diberikan tugas menampilkan
performa, masing-masing individu didalam kelompok mulai berfikir performa apa
yang akan ditampilkan sambil berdiskusi, dan muncullah beberapa ide performa
yang berbeda-beda dari setiap individu.
2. Press
Kreativitas
agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu, baik dorongan
internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis.
Setiap individu didalam kelompok ingin mendapatkan nilai A pada mata kuliah
kreativitas, ini merupakan dorongan dari internal setiap individu didalam
kelompok. Sedangkan dorongan eksternal kami adalah kami tidak mau kalah dari
kelompok yang lain, adanya rasa ingin menampilkan yang terbaik diantara yang
lain, membuat sesuatu yang berbeda dan unik.
3. Proses
Menurut
Torrance (1988) proses kreatif dan ilmiah dimulai dari kita menemukan suatu
masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Disini ketika kelompok diberi tugas
menampilkan performa kreativitas ini merupakan suatu masalah yang harus
dipecahkan oleh kelompok, dimana kelompok harus mendapatkan suatu ide untuk
meyelesaikan tugas tersebut sampai dapat menampilkan performa didalam kelas.
Adapun
tahap dalam memecahkan masalah tersebut dijelaskan dengan menggunakan Teori Wallas,
Wallas (1926) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :
1. Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.
2 . Inklubasi : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.
3. Iluminasi : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan idea apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.
3. Verifikasi : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas
4. Produk
Menurut
tokoh Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi kombinasi
baru yang mempunyai makna social tetapi tidak keseluruhan produk itu harus
baru. Akhirnya Kelompok telah mendapatkan produk yang akan ditampilkan yang
berjudul “puppet show” walaupun puppet ini telah ada ditampilkan dibeberapa
Negara, tetapi ini merupakan sesuatu yang baru bagi kelompok, karena
diindonesia sendiri masih sangat jarang ditampilkan, dan kelompok belum pernah memainkannya
beberapa anggota malah belum pernah melihatnya, dan juga kelompok memberikan kombinasi-kombinasi yang baru untuk performa
ini, sehingga dapat dikatakan ini adalah suatu produk yang baru.
PUPPET SHOW
PUPPET SHOW
B. LATAR BELAKANG
Perkembangan
dunia hiburan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak
ide-ide kreatif yang di munculkan para tokoh-tokoh industri kreatif untuk
membuat hiburan yang memiliki kualitas yang baik bagi penonton.
Karya-karya kreatif yang banyak di hasilkan oleh para tokoh sangat
bervariasi, salah satunya adalah pertunjukan puppet. Puppet adalah sebuah
boneka yang terbuat dari kain. Sejarah puppet berasal dari Eropa pada awal-awal
kurun waktu 1900-an. Puppet juga merupakan sebuah konsep pertunjukan dari
China kuno. Puppet biasanya digunakan sebagai watak untuk sebuah pementasan.
Sebuah pementasan bisa direka dari bermacam-macam puppet dan juga bisa
digunakan dengan beberapa cerita. Puppet terbuat dari stokin, butang baju,
benang bulu kambing, jarum kait, reben, pengesat kuali dan lain-lain lagi
mengikut tingkat kreativitas dari seorang tokoh yang memainkannya. Di
Malaysia masyarakat yang paling terkenal dengan puppet adalah masyarakat di
Kelantan melalui wayang kulit.
Perkembangan
seni puppet di Indonesia masih sangat jarang. Pentas-pentas seni yang sering
dilakukan para seniman masih sangat jarang yang menggunakan puppet sebagai
instrumen utama dari sebuah pertunjukan. Dengan masih sedikitnya seni puppet
yang ada di Indonesia, kami kelompok 4 tertarik untuk menampilkan sebuah
performa dengan menggunakan puppet sebagai instrumennya. Kami kelompok 4
menamakan pertunjukan/performa kami dengan nama “puppet show”.
C. ALAT
1. Boneka puppet dari bahan dasar kaos kaki
2. Handphone (untuk menghidupkan musik)
3. Pengeras suara
4. Meja (tempat pertunjukan)
D. KONSEP
C. ALAT
1. Boneka puppet dari bahan dasar kaos kaki
2. Handphone (untuk menghidupkan musik)
3. Pengeras suara
4. Meja (tempat pertunjukan)
D. KONSEP
1.
Kelompok kami beranggotakan lima orang,
kami akan melakukan pertunjukannya secara bersama-sama dengan pembagian peran
yang berbeda-beda disetiap individu.
2.
Waktu keseluruhan pertunjukan kurang lebih 20
menit.
3.
Topik Drama yang dibahas bisa
bebas/khusus
4.
Performa dimulai dengan adanya sebuah
narasi yang dibacakan dan adanya sebuah drama yang diperankan oleh puppet yang
akan kami buat.
E. HARAPAN KELOMPOK
Kelompok
berharap setelah menampilkan performa ini, kelompok bisa lebih kreatif lagi dan
dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna bagi semua orang, dengan
berlandaskan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan. Dan kelompok
juga berharap setelah kelompok menampilkan performa yang dikonsepkan ini dosen
dan teman-teman yang lain merasa terhibur dengan apa yang kami tampilkan,
sehinngga kami layak mendapatkan nilai A dimatakuliah ini.
F. Adapun
beberapa proses yang kelompok lakukan dalam pengerjaan
Disini
kelompok melakukan 3 kali diskusi. Diskusi pertama di lakukan untuk mencari apa
performa yang akan ditampilkan pada saat kelompok maju. Pada diskusi pertama kami
kebingungan dalam mencari apa yang akan ditampilkan,namun salah satu anggota
kelompok memberikan suatu ide yang menarik yaitu membuat pertunjukan boneka. Kenapa
kami menyetujui ide dari salah satu anggota kelompok ini karena konsep yang ia
berikan sangatlah menarik dan bahan yang dicari untuk membuat boneka dan panggungya
tidaklah susah dan relatif murah.
Pada
diskusi yang kedua disini kami membahas tentang pengerjaan boneka, panggung
pertunjukan boneka dan cerita pada pertunjukan boneka ini. Disini kami
menentukan tanggal pengerjaanya yaitu tanggal 16 november 2014 dan pada hari
itu kami mendapatkan cerita yang pas untuk diadaptasi pada pertunjukan
terakhir. Disini kami mengambil cerita pendek yang berjudul “Eang Galau” dan mengubah
sebagian jalan ceritanya dan juga menambah bagian cerita agar lebih menarik dan
tidak terlalu kaku pada saat performa.
Pada
diskusi yang ketiga kami membahas tentang teknis pertunjukan boneka ini yaitu
siapa saja yang akan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Dan
bagaimana memainkan boneka dan aka nada yang berperan sebagai dalang yang akan
bercerita.
Telah
di tetapkan oleh kelompok, siapa-siapa saja yang akan berperan pada tokoh yang
ada di dalam cerita. Adapun kami yang terdiri dari kelompok akan memerankan
tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, diantaranya ada :
1. Kevin
diperankan oleh Reza Alfaridz
2. Jojon
diperankan oleh Kurnia Boby Safarov Hasibuan
3. Barbie
dan Orang Tua Kevin diperankan oleh Akhlak Khazimi Harahap
4. Amelda
diperankan oleh Sastri Dalila
5. Sebagai
dalang ialah Dhita Sundary Dalimunthe
G.
ALAT
DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BACKGROUND
a.
Kardus
bekas, kalo bisa yang berukuran besar (kardus kulkas atau tv)
b.
Gunting
c.
Cutter
d.
Isolasi
bening
e.
Double
tape
f.
Pita
untuk menggantung tirai dan kain bekas untuk tirai
g.
Kertas
karton warna-warni (bisa kertas kado, kertas krep)
h.
Lem
i.
Rumput taman
j.
Kain hitam
CARA
MEMBUAT :
a.
Potong
bagian depan kardus, seperti membuat bingkai jendela, buang bagian belakang
kardus agar kita bisa masuk dan bercerita.
b.
Hias
dengan kertas karton/kertas kado/cat dengan cat air bagian depan kardus
(bingkai)
c.
Tempel
dengan tempelan rumput taman, atau tema-tema lain sesuka hati.
d.
Pasang
tirai dengan mengikat pita pada bagian samping kanan-kiri kardus
PPanggung boneka sudah siap digunakan.
H. PROSES PEMBUATAN BONEKA PUPPET
Terfikir
untuk membuat boneka puppet berbahan dasar kaos kaki, agar kelompok lebih
gampang untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yang nantiny kaos kaki akan lebih terlihat seperti manusia.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat boneka puppet diantaranya ada :
1. Kaos
kaki sebanyak 3 pasang
2. Kancing
baju
3. Benang
sulam
4. Jarum
jahit
5. Kain
planel
6. Salatip
Adapun
cara membuat boneka puppet dari kaos kaki, awalnya kaos kaki di masukin ke
dalam tangan, kemudian di paskan ke jari yang dapat membentuk wajah dan
bonekanya di gerakkan oleh tangan sehingga boneka dapat bercerita sesuai jalan
cerita yang telah dibuat. Pada kaos kaki akan di pasang kancing dengan cara di
jahit, berguna sebagai mata, Benang sulam juga di jahit agar berguna sebagai
rambut, dan kain palanel di temple berguna sebagai lidah. Akhirnya jadi deh
Boneka Puppet dari bahan kaos kaki.
I. GARIS
BESAR JALAN CERITA
Disini
pemeran utamanya adalah Kevin, jadi Kevin ini memiliki muka yang tak seindah
nama. Kevin Aprilio tidaklah seperti Kevin Aprilio yang ada di televisi, dan
akhirnya Kevin juga selalu gagal dalam menjalin percintaan. Segala usaha dan
upaya juga sudah dilakukan oleh Kevin, agar cewek-cewek bisa kecantol sama
Kevin, tetapi nyatanya tidak sama sekali. Sahabat Kevin juga sangat membantu
usaha Kevin di dalam dunia percintaan, tetapi ujung-ujungnya usaha itu juga
gagal dan tidak menarik perhatian cewek. Apa yang terjadi pada diri Kevin
sekarang, membuat Kevin untuk ingin segera mengganti namanya menjadi Eang
Galau.
Ada
hal- hal yang membuat kami untuk bisa belajar dan bisa menampilkan hasil
kreativitas ini lebih baik lagi untuk kedepannya. Sebuah contoh yang dapat kami
jadikan masukan, diantaranya ada :
1. Dari
Kristin dari kelompok 1 : Dia mengatakan bahwa dalang sangat memberikan
intonasi yang sangat datar, padahal ceritanya cukup menarik. Yang lebih
utamanya Kristin menilai penampilan kelompok sangat baik.
2. Kemudian
ada Dinda dari kelompok 5 : Dinda mengatakan bahwa artikulasi tidak jelas,
kemudian kelompok juga kurang di bagian vocal, dan dinda berharap kelompok bisa
melanjutkan cerita kembali pada saat penonton sudah berhenti tertawa tujuannya
agar tidak ada yang ketinggalan cerita. Tidak lupa dinda juga memberikan
penilaian yang baik untuk kelompok kami.
3. Bu
dina sebagai dosen pengampu : Mengatakan agar kelompok lebih memperhatikan
durasi, lebih menjelaskan garis besar cerita, ide-ide pembuatan boneka juga
harus jelas, dan masalah kontribusi.
Semua
masukan-masukan, kritikan dan apresiasi yang sangat besar untuk kelompok kami
sangat kami terima dengan senang hati dan kami juga mengetahui bahwa semua yang
kami dapat dari teman-teman dan khususnya dari dosen pengampu Bu Dina, sangat
membantu kami untuk belajar lagi, untuk semangat lagi, dan lebih bisa
memberikan yang terbaik lagi.
J. TESTIMONI
DARI KELOMPOK
Kami
sangat berterima kasih kepada Bu Dina dan teman-teman semuanya, yang sangat
memberikan banyak arti selama bisa bersama-sama mengikuti perkuliahan ini.
Sangat banyak pelajaran yang kami dapatkan, khususnya di dalam mata kuliah
Kreativitas ini. Mata kuliah Kreativitas ini bagi kami adalah mata kuliah yang
lebih membentuk cara berfikir dan juga membentuk sikap bagaimana bertindak
dengan cepat dan tepat. Mata kuliah kreativitas juga membuat seseorang
menyadari kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu hasil yang baru atau
asli atau pemecahan suatu masalah. Satu hal yang sangat kami dapat selama
mengikuti mata kuliah ini bahwa Seseorang yang kreatif bisa mendatangkan hasil
yang sangat berguna. Lewat performa yang sudah kami tampilkan ini, kami bisa
lebih percaya diri bahwa kami bukan sekedar kelompok yang hidup per individu, tetapi
kami bisa menyatukan fikiran secara bersama dan lebih berusaha bersama-sama
untuk menampilkan yang terbaik.
DOKUMENTASI