Minggu, 30 November 2014

EVALUASI PERFORMA KREATIVITAS KELOMPOK 4

SASTRI DALILA 10-002
DHITA SUNDARY.D 10-009
KURNIA BOBY SAFAROV HASIBUAN 12-054
AKHLAK KHAZIMI HARAHAP 12-103
REZA AL-FARIDZ 13-113




Matakuliah kreativitas, yang ada di fakultas Psikologi USU memiliki berbagai macam cara yang dilakukan oleh dosen pengampu matakuliah ini, untuk membuat mahasiswa memahami masalah keterbakatan dan kreativitas, bagaimana dapat menjadi pribadi yang lebih kreatif atau dapat membantu orang lain untuk berfikir, bersikap, dan berprilaku kreatif. Salah satu tekhnik yang dilakukan dosen pengampu mata kuliah Kreativitas dalam mencapai tujuan matakuliah ini adalah dengan memberikan tugas-tugas, baik tugas individu maupun kelompok, yang kami posting merupakan salah satu tugas kelompok, dimana kelompok harus memposting konsep performa yang dikaitkan dengan teori, yang nantinya performa tersebut akan ditampilkan didepan kelas.
Beberapa hari yang lalu tepat di hari kamis pada tanggal 27 November 2014, kelompok kami telah melaksanakan performa yang telah kami tampilkan di depan dosen pengampu mata kuliah dan teman-teman yang berada di dalam kelas. Postingan selanjutnya kami akan memposting bagian evaluasi dari pelaksanaan performa. Adapun beberapa hasil evaluasi yang dapat kami berikan dalam bentuk postingan ini, semoga membuat kelompok dan teman teman seperjuangan di mata kuliah kreativitas dapat lebih belajar lagi.

PUPPET SHOW
A. TEORI
Ditinjau dari teori 4P yang dapat melandasi pengembangan kreativitas :
 1. Pribadi
Menurut Hulbeck (1945) tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Ketika kelompok diberikan tugas menampilkan performa, masing-masing individu didalam kelompok mulai berfikir performa apa yang akan ditampilkan sambil berdiskusi, dan muncullah beberapa ide performa yang berbeda-beda dari setiap individu.
2.  Press
Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu, baik dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Setiap individu didalam kelompok ingin mendapatkan nilai A pada mata kuliah kreativitas, ini merupakan dorongan dari internal setiap individu didalam kelompok. Sedangkan dorongan eksternal kami adalah kami tidak mau kalah dari kelompok yang lain, adanya rasa ingin menampilkan yang terbaik diantara yang lain, membuat sesuatu yang berbeda dan unik.  
3.  Proses
Menurut Torrance (1988) proses kreatif dan ilmiah dimulai dari kita menemukan suatu masalah sampai dengan menyampaikan hasil. Disini ketika kelompok diberi tugas menampilkan performa kreativitas ini merupakan suatu masalah yang harus dipecahkan oleh kelompok, dimana kelompok harus mendapatkan suatu ide untuk meyelesaikan tugas tersebut sampai dapat menampilkan performa didalam kelas.
Adapun tahap dalam memecahkan masalah tersebut dijelaskan dengan menggunakan Teori Wallas, Wallas (1926) menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap :

1. Persiapan : pada tahap ini seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Dimana kami berusaha mencari solusi untuk performa apa yang akan dipakai nantinya dengan masing-masing individu berfikir dan kelompok berdiskusi dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan, ini merupakan langkah awal dalam menyelesaikan masalahnya.

2 . Inklubasi    : tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra-sadar. Dimana kelompok pada pertama diskusi belum mendapatkan ide yang menurut kelompok bagus, kemudian kelompok berhenti berdiskusi dan membicarakan hal tersebut selama beberapa minggu.

3. Iluminasi   : tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru. Setelah beberapa minggu tidak membicarakan masalah performa, kemudian kelompok ketika dikelas disela-sela waktu pelajaran kreativitas berlangsung, salah satu anggota menanyakan idea apa yang akan digunakan, dan akhirnya anggota lain memberikan ide baru, dan semua anggota didalam kelompok menyetujui ide tersebut yang akan digunakan untuk penampilan performa.

3. Verifikasi   : tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. dimana kelompok disini sudah mendapatkan ide yang harus ditampilkan nantinya dikelas, setelah tampil nanti maka akan diketahui keberhasilan kelompok dari komentar-komentar dosen dan kelompok-kelompok lain yang mengikuti kelas kreativitas
     4.      Produk
Menurut tokoh Haefele (1962) kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi kombinasi baru yang mempunyai makna social tetapi tidak keseluruhan produk itu harus baru. Akhirnya Kelompok telah mendapatkan produk yang akan ditampilkan yang berjudul “puppet show” walaupun puppet ini telah ada ditampilkan dibeberapa Negara, tetapi ini merupakan sesuatu yang baru bagi kelompok, karena diindonesia sendiri masih sangat jarang ditampilkan, dan kelompok belum pernah memainkannya beberapa anggota malah belum pernah melihatnya, dan juga kelompok memberikan  kombinasi-kombinasi yang baru untuk performa ini, sehingga dapat dikatakan ini adalah suatu produk yang baru.

PUPPET SHOW
B. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia hiburan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Ada banyak ide-ide kreatif yang di munculkan para tokoh-tokoh industri kreatif untuk membuat hiburan yang memiliki kualitas yang baik bagi penonton.  Karya-karya kreatif yang banyak di hasilkan oleh para tokoh sangat bervariasi, salah satunya adalah pertunjukan puppet. Puppet adalah sebuah boneka yang terbuat dari kain. Sejarah puppet berasal dari Eropa pada awal-awal kurun waktu 1900-an. Puppet juga merupakan sebuah konsep pertunjukan dari  China kuno. Puppet biasanya digunakan sebagai watak untuk sebuah pementasan. Sebuah pementasan bisa direka dari bermacam-macam puppet dan juga bisa digunakan dengan beberapa cerita. Puppet terbuat dari stokin, butang baju, benang bulu kambing, jarum kait, reben, pengesat kuali dan lain-lain lagi mengikut tingkat kreativitas dari seorang  tokoh yang memainkannya. Di Malaysia masyarakat yang paling terkenal dengan puppet adalah masyarakat di Kelantan melalui wayang kulit.
Perkembangan seni puppet di Indonesia masih sangat jarang. Pentas-pentas seni yang sering dilakukan para seniman masih sangat jarang yang menggunakan puppet sebagai instrumen utama dari sebuah pertunjukan. Dengan masih sedikitnya seni puppet yang ada di Indonesia, kami kelompok 4 tertarik untuk menampilkan sebuah performa dengan menggunakan puppet sebagai instrumennya. Kami kelompok 4 menamakan pertunjukan/performa kami dengan nama “puppet show”.

C. ALAT
1. Boneka puppet dari bahan dasar kaos kaki
2. Handphone (untuk menghidupkan musik)
3.  Pengeras suara
4. Meja (tempat pertunjukan)

D. KONSEP
1.      Kelompok kami beranggotakan lima orang, kami akan melakukan pertunjukannya secara bersama-sama dengan pembagian peran yang berbeda-beda disetiap individu.
2.       Waktu keseluruhan pertunjukan kurang lebih 20 menit.
3.      Topik Drama yang dibahas bisa bebas/khusus
4.      Performa dimulai dengan adanya sebuah narasi yang dibacakan dan adanya sebuah drama yang diperankan oleh puppet yang akan kami buat.

E. HARAPAN KELOMPOK



Kelompok berharap setelah menampilkan performa ini, kelompok bisa lebih kreatif lagi dan dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna bagi semua orang, dengan berlandaskan teori-teori yang telah dipelajari selama perkuliahan. Dan kelompok juga berharap setelah kelompok menampilkan performa yang dikonsepkan ini dosen dan teman-teman yang lain merasa terhibur dengan apa yang kami tampilkan, sehinngga kami layak mendapatkan nilai A dimatakuliah ini.

F.      Adapun beberapa proses yang kelompok lakukan dalam pengerjaan
Disini kelompok melakukan 3 kali diskusi. Diskusi pertama di lakukan untuk mencari apa performa yang akan ditampilkan pada saat kelompok maju. Pada diskusi pertama kami kebingungan dalam mencari apa yang akan ditampilkan,namun salah satu anggota kelompok memberikan suatu ide yang menarik yaitu membuat pertunjukan boneka. Kenapa kami menyetujui ide dari salah satu anggota kelompok ini karena konsep yang ia berikan sangatlah menarik dan bahan yang dicari untuk membuat boneka dan panggungya tidaklah susah dan relatif murah.
Pada diskusi yang kedua disini kami membahas tentang pengerjaan boneka, panggung pertunjukan boneka dan cerita pada pertunjukan boneka ini. Disini kami menentukan tanggal pengerjaanya yaitu tanggal 16 november 2014 dan pada hari itu kami mendapatkan cerita yang pas untuk diadaptasi pada pertunjukan terakhir. Disini kami mengambil cerita pendek yang berjudul “Eang Galau” dan mengubah sebagian jalan ceritanya dan juga menambah bagian cerita agar lebih menarik dan tidak terlalu kaku pada saat performa.
Pada diskusi yang ketiga kami membahas tentang teknis pertunjukan boneka ini yaitu siapa saja yang akan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Dan bagaimana memainkan boneka dan aka nada yang berperan sebagai dalang yang akan bercerita.
Telah di tetapkan oleh kelompok, siapa-siapa saja yang akan berperan pada tokoh yang ada di dalam cerita. Adapun kami yang terdiri dari kelompok akan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita, diantaranya ada :
1.      Kevin diperankan oleh Reza Alfaridz
2.      Jojon diperankan oleh Kurnia Boby Safarov Hasibuan
3.      Barbie dan Orang Tua Kevin diperankan oleh Akhlak Khazimi Harahap
4.      Amelda diperankan oleh Sastri Dalila
5.      Sebagai dalang ialah Dhita Sundary Dalimunthe

G.    ALAT DAN BAHAN UNTUK MEMBUAT BACKGROUND
a.       Kardus bekas, kalo bisa yang berukuran besar (kardus kulkas atau tv)
b.      Gunting
c.       Cutter
d.      Isolasi bening
e.       Double tape
f.       Pita untuk menggantung tirai dan kain bekas untuk tirai
g.      Kertas karton warna-warni (bisa kertas kado, kertas krep)
h.      Lem
i.        Rumput taman
j.        Kain hitam

CARA MEMBUAT :
a.       Potong bagian depan kardus, seperti membuat bingkai jendela, buang bagian belakang kardus agar kita bisa masuk dan bercerita.
b.      Hias dengan kertas karton/kertas kado/cat dengan cat air bagian depan kardus (bingkai)
c.       Tempel dengan tempelan rumput taman, atau tema-tema lain sesuka hati.
d.      Pasang tirai dengan mengikat pita pada bagian samping kanan-kiri kardus 
PPanggung boneka sudah siap digunakan.
 
H.    PROSES PEMBUATAN BONEKA PUPPET
Terfikir untuk membuat boneka puppet berbahan dasar kaos kaki, agar kelompok lebih gampang untuk menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, yang nantiny  kaos kaki akan lebih terlihat seperti manusia. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat boneka puppet diantaranya ada :
1.      Kaos kaki sebanyak 3 pasang
2.      Kancing baju
3.      Benang sulam
4.      Jarum jahit
5.      Kain planel
6.      Salatip
Adapun cara membuat boneka puppet dari kaos kaki, awalnya kaos kaki di masukin ke dalam tangan, kemudian di paskan ke jari yang dapat membentuk wajah dan bonekanya di gerakkan oleh tangan sehingga boneka dapat bercerita sesuai jalan cerita yang telah dibuat. Pada kaos kaki akan di pasang kancing dengan cara di jahit, berguna sebagai mata, Benang sulam juga di jahit agar berguna sebagai rambut, dan kain palanel di temple berguna sebagai lidah. Akhirnya jadi deh Boneka Puppet dari bahan kaos kaki.

I.       GARIS BESAR JALAN CERITA
Disini pemeran utamanya adalah Kevin, jadi Kevin ini memiliki muka yang tak seindah nama. Kevin Aprilio tidaklah seperti Kevin Aprilio yang ada di televisi, dan akhirnya Kevin juga selalu gagal dalam menjalin percintaan. Segala usaha dan upaya juga sudah dilakukan oleh Kevin, agar cewek-cewek bisa kecantol sama Kevin, tetapi nyatanya tidak sama sekali. Sahabat Kevin juga sangat membantu usaha Kevin di dalam dunia percintaan, tetapi ujung-ujungnya usaha itu juga gagal dan tidak menarik perhatian cewek. Apa yang terjadi pada diri Kevin sekarang, membuat Kevin untuk ingin segera mengganti namanya menjadi Eang Galau.
Ada hal- hal yang membuat kami untuk bisa belajar dan bisa menampilkan hasil kreativitas ini lebih baik lagi untuk kedepannya. Sebuah contoh yang dapat kami jadikan masukan, diantaranya ada :
1.      Dari Kristin dari kelompok 1 : Dia mengatakan bahwa dalang sangat memberikan intonasi yang sangat datar, padahal ceritanya cukup menarik. Yang lebih utamanya Kristin menilai penampilan kelompok sangat baik.
2.      Kemudian ada Dinda dari kelompok 5 : Dinda mengatakan bahwa artikulasi tidak jelas, kemudian kelompok juga kurang di bagian vocal, dan dinda berharap kelompok bisa melanjutkan cerita kembali pada saat penonton sudah berhenti tertawa tujuannya agar tidak ada yang ketinggalan cerita. Tidak lupa dinda juga memberikan penilaian yang baik untuk kelompok kami.
3.      Bu dina sebagai dosen pengampu : Mengatakan agar kelompok lebih memperhatikan durasi, lebih menjelaskan garis besar cerita, ide-ide pembuatan boneka juga harus jelas, dan masalah kontribusi.
Semua masukan-masukan, kritikan dan apresiasi yang sangat besar untuk kelompok kami sangat kami terima dengan senang hati dan kami juga mengetahui bahwa semua yang kami dapat dari teman-teman dan khususnya dari dosen pengampu Bu Dina, sangat membantu kami untuk belajar lagi, untuk semangat lagi, dan lebih bisa memberikan yang terbaik lagi.

J.       TESTIMONI DARI KELOMPOK
Kami sangat berterima kasih kepada Bu Dina dan teman-teman semuanya, yang sangat memberikan banyak arti selama bisa bersama-sama mengikuti perkuliahan ini. Sangat banyak pelajaran yang kami dapatkan, khususnya di dalam mata kuliah Kreativitas ini. Mata kuliah Kreativitas ini bagi kami adalah mata kuliah yang lebih membentuk cara berfikir dan juga membentuk sikap bagaimana bertindak dengan cepat dan tepat. Mata kuliah kreativitas juga membuat seseorang menyadari kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu hasil yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah. Satu hal yang sangat kami dapat selama mengikuti mata kuliah ini bahwa Seseorang yang kreatif bisa mendatangkan hasil yang sangat berguna. Lewat performa yang sudah kami tampilkan ini, kami bisa lebih percaya diri bahwa kami bukan sekedar kelompok yang hidup per individu, tetapi kami bisa menyatukan fikiran secara bersama dan lebih berusaha bersama-sama untuk menampilkan yang terbaik.

DOKUMENTASI





Tidak ada komentar:

Posting Komentar